BANDUNG, KOMPAS.com – Menjelang bulan suci Ramadhan, para pengusaha kue lebaran mulai bersiap untuk menjual dagangan musiman yang paling diburu, yakni kue kering, seperti nastar, kastengel, dan putri salju.
Kanal distribusi pilihan juga berubah dari yang konvensional saat sebelum pandemi Covid-19, menjadi online.
Distributor produk kue kering dengan brand Ina Cookies asal Bandung bernama Retno Nurwidayati mengatakan, permintaan akan kue kering cukup positif.
Baca juga: Jelang Ramadhan, Pengusaha Kue Kering Ini Targetkan Kenaikan Omzet di Atas Rp 25 Juta
Ia bahkan sudah melakukan stok 2-3 bulan sebelum lebaran untuk mengantisipasi lonjakan permintaan.
“Menjelang Ramadhan, bahkan 2-3 bulan menjelang lebaran kami sudah melakukan pengiriman ke agen-agen dan menyimpan stok di gudang kecil kami di rumah,” kata Retno kepada Kompas.com, Kamis (1/4/2021).
Retno mengaku penjualan dengan sistem online sangat membantu distribusi dan menjangkau customer di luar daerah.
Apalagi, saat pandemi tahun lalu, di mana penjualan konvensional sangat berisiko, sehingga memilih opsi penjualan online.
“Sejak pandemi tahun lalu, kami malah menambah channel baru dengan menjual melalui online, selain melalui agen dan pameran. Habit costumer berubah, mereka sudah lebih nyaman membeli kue kami melalui online,” kata dia.
Baca juga: Iseng-iseng Bisnis Camilan, Idenya dari Tugas Sekolah Anak
Selain melalui reseller, Retno juga menggunakan menggunakan sosial media, melalui Facebook, Instagram, e-commerce, dan konvensional.
Sementara harga dari varian kue kering yang dijual kisaran Rp 25.000 sampai dengan Rp 150.000.
Tahun lalu, Retno berhasil menjual kue kering sebanyak 1.900 lusin.
Tahun ini, seiring dengan pemulihan di berbagai sektor di Indonesia, ia menargetkan kenaikan penjualan 2.500-3.000 lusin.
Retno mengungkapkan, selama pandemi ia belajar banyak hal termasuk penguasaan teknologi, packing dan inovasi untuk tetap mempertahankan pembeli.
Baca juga: OJK Ubah Cara Pelaporan Rencana Bisnis Bank Umum, Ini Ketentuan Terbarunya
Ia menambahkan, dengan melakukan inovasi, produknya bisa tetap terjual, bahkan mengalami kenaikan penjualan.
“Pandemi mengajarkan kami banyak hal salah satunya adalah kami harus belajar mengikuti teknologi. Kami juga dipaksa belajar packing dengan baik agar kue kami tidak hancur. Alhamdulillah, dan akhirnya kami tidak ragu lagi untuk mengirim ke seluruh Indonesia,” jelas dia.
Pandemi Covid-19 juga sempat membuat penjualan kue kering miliknya menurun, terutama di luar hari besar.
Namun, dengan inovasi produk hampers dan parsel, produk Retno tetap laris terjual untuk kenutuhan hantaran nikah, hadiah ulang tahun, atau acara-acara keluarga.
“Bahkan kami bisa berjualan sepanjang hari semenjak dilakukan penjualan melalui online,” jelas dia.
Baca juga: 6 Ide Bisnis Ini Bisa Jadi Mesin Uang Pensiunan PNS
Sepanjang 9 tahun menjadi distributor kue kering, Retno juga tidak luput dari masa sulit yang menerjang bisnisnya.
Mulai dari sulitnya mengelola agen, hingga terseret masalah utang piutang.
Namun, kondisi keterpurukan ini tidak terus membuat Retno hilang semangat. Ia tetap menyelesaikan masalah yang dihadapi dan terus berusaha mengembangkan usahanya.
“Alhamdulillah, semua pernah kami lalui dengan baik dengan selalu berpikir positif dan berusaha buat menyelesaikan semua. Tidak lari dari masalah yang ada,” jelas dia.
Retno memastikan, produk yang ia distribusikan terjaga higienitasnya.
Baca juga: Iseng-iseng Buka Bisnis Makanan Rumahan, Wanita Ini Raih Omzet Jutaan Per Bulan
Ia tetap mengutamakan, protokol kesehatan dalam melakukan pengemasan produk, serta memastikan kualitas bahan baku, dan kebersihan.
Jelang Ramadhan, Kue Kering Lebaran Mulai Diburu Via Online - Kompas.com - Kompas.com
Read More
No comments:
Post a Comment