LENSAINDONESIA.COM: Jajanan khas berbahan baku ketela dan gula jawa ini tetap bertahan ditengah pandemi Covid 19. Camilan jadul Carang Mas yang sering dijumpai semasa kecil dan kerap hadir di meja ruang tamu pada hari-hari besar ini masih tetap eksis hingga sekarang di pasaran, Sabtu (15/05/2021).

Bahkan, di masa pandemi Covid ini dipasaran masih tetap laku dan tidak mengganggu produktifitas di dapur. Terlebih proses pembuatannya juga tetap menerapkan protokol kesehatan.

Jajanan ini kerap hadir di momentum lebaran, camilan carangmas selalu banyak diburu oleh kaum ibu-ibu maupun anak muda untuk suguhan camilan tamu saat bersilaturahmi di Hari Raya Idulfitri.

Ditemui dikediamannya, Umi Fitria, salah satu pembuat carangmas asal Geneng, Kelurahan Jombatan, Kabupaten Jombang ini, terlihat sibuk bersama saudara perempuannya yang sedang mengupas sekarung ketela rambat dan kemudian setelah seluruh kulit ketela terkelupas, satu persatu dicuci terlebih dahulu, setelah itu dengan alat yang dibuat khusus ketela teriris hingga teksturnya berbentuk kecil panjang membentuk Carang Mas.

“Setelah dipotong-potong tadi, masih ada proses di goreng dengan minyak panas. seusai matang, ketela ini dilekatkan dengan gula jawa atau gula kelapa hingga nanti dibentuk berukuran bulat mamakai bambu sampai jadi carangmas atau orang-orang menyebut camilan ini cekeremes,” ucap ibu anak 2 ini yang mahir membuat Carang Mas.

Menurutnya, membuat cemilan tradisional carangmas berwarna kecoklatan ini bisa dibilang gampang-gampang susah, karena memerlukan tiga proses sebelum dimakan. Pertama proses pengupasan, kedua proses penggorengan yang harus dengan api sedang, dan terakhir proses pencetakan harus cepat, karena jika kelamaan ketela serta gula jawa ini tidak akan rekat dan berbentuk bola atau bulat.

“Untuk bentuknya aneka macam, yang penting cepat ketika dicetak agar bisa lengket ketela dan gula arennya. Ada yang gepeng besar, gepeng kecil, atau berbentuk bulat bola, dengan alat sederhana memakai potongan bambu,” imbuhnya.

Sementara itu, proses finishing cemilan yang sering disebut cekeremes ini dimasukkan ke plastik dan siap diedarkan. Ia mengatakan dalam sekali pembuatan proses cemilan tradisional ini bisa menghabiskan sampai tujuh kilogram ketela, dalam sehari bisa menjadi 50 kemasan plastik puch bening yang siap edar di toko ataupun gerai tempat kuliner oleh-oleh di Jombang.

“Selain dipasarkan ke outlet UMKM, juga menerima pesanan pembeli baik di Jombang maupun di luar kota seperti Surabaya dan Kediri,” terangnya.

Kalau untuk nominal harga, perkemahan cekeremes berukuran kecil berisi 4 di jual dengan harga 6 ribu rupiah. Namun untuk carangmas berukuran kemasan besar isi 7 keping hanya dipatok seharga 11 ribu.

“Paling banyak, orang pesan yang berukuran toples dihargai 15 ribu isi 20 butir cekeremes ukuran bulat kecil. Kalau yang toples ini sering banyak dipesan saat momen hari raya untuk suguhan saat tetangga atau saudara silaturahmi,” ujarnya.

Carang Mas merupakan salah satu kue tradisional yang memiliki rasa manis dan legit. Kandungan Carang Mas sendiri diketahui berbahan dasar ketela dan gula jawa yang banyak dijumpai dilingkungan sekitar. Ketela dan gula jawa ini juga diyakini mampu memberikan support energi ke dalam tubuh.@Obi

#satgascovid19
#ingatpesanibu
#ingatpesanibupakaimasker
#ingatpesanibujagajarak
#ingatpesanibucucitangan
#pakaimasker
#jagajarak
#jagajarakhindarikerumunan
#cucitangan
#cucitangandengansabun