Penjual Kue Apem atau Apang, Cucu Rukiah (48) mengatakan, jajanan tersebut banyak yang membeli. Apalagi, kata dia, jika pada jam pagi-pagi dan sore hari.
"Sehari sekitar dua ratus bungkus. Alhamdulillah saya suka dapet banyak, bisa sampai 700 ribu lebih se hari. Alhamdulillah ramai terus," ujar Cucu saat ditemui detikcom, di toko Kue Apem atau Apang, di Jalan Raya Banjaran, Bojongpulus, Kabupaten Bandung, beberapa waktu lalu.
Kue Apem khas Suku Bugis Makassar Foto: Yuga Hassani
|
Cucu menjelaskan, satu porsi kue Apem atau Apang berisikan 6 buah kue. Namun, kata dia, masyarakat pun bisa membeli hanya setengah bungkus.
"Harga Rp 10 ribu per setengah dengan isi 3 biji, satuannya teh 3.300. Seporsinya ini sebetulnya 20 ribu dengan isi di dalamnya 6 biji," katanya.
Ia menjelaskan, jika pembuatan Kue Apem atau Apang tersebut dibuat oleh pusat. Menurutnya, setiap cabang yang ada di Kabupaten Bandung hanya tinggal menjual dan mengkukusnya.
"Bahan ini yang saya tahu tepung beras, terigu, kemudian pakai gula aren asli, gak campuran gula putih, pakai fermipan (pengembang kue)," ucapnya.
Pihaknya menuturkan, Cabang kue apem tersebut sudah tersebar di beberapa lokasi di Kabupaten Bandung. "Ini ada di Gandasari, Katapang, Kamasan, Bojongsoang, Bojongpulus dan Soreang. Cuma kalau gak salah katanya akan buka juga di Pangalengan, dan di Kota Bandung," tuturnya.
Kue Apem khas Suku Bugis Makassar Foto: Yuga Hassani
|
Kue Apem atau Apang disajikan dengan parutan kelapa. Dengan itu kue Apem atau Apang memiliki rasa manis dan gurih.
Bagi masyarakat yang akan mencicipi kue apem tersebut bisa datang ke beberapa lokasi tokonya. Toko Kue Apem atau Aoang tersebut sudah buka mulai pukul 06.00 pagi sampai pukul 21.00 malam.
Kue Apem atau Apang tersebut sudah dikenal sejak tahun 1960an. Pada tahun tersebut biasanya kue Apem atau Apang disajikan pada saat upacara sakral suku Bugis. (tey/tya)
Cobain Apang, Kue Apem Bugis Makassar di Banjaran Bandung - Detikcom
Read More
No comments:
Post a Comment