Ada banyak kudapan Indonesia yang mendapat pengaruh Belanda. Kue-kue jadul yang populer di masa kolonial ini memiliki bentuk makanan yang sama atau memakai resep warisan dari era penjajahan Belanda.
Namun biasanya kue-kue ini sudah diadaptasi dengan bahan dan rasa lokal. Salah satunya yang masih digemari hingga kini yaitu kue lapis Surabaya. Kue bolu lapis ini lebih dikenal dengan nama spikoe atau spekook dalam bahasa Belanda.
Dulu, kudapan ini biasa disajikan untuk para bangsawan, sebagai pelengkap saat perjamuan minum teh. Rasa lapis khas Surabaya sendiri manis dengan isian berupa selai buah, kismis, dan buah kering lainnya. Kini spikoe laris manis, bahkan menjadi kue ikonik di Surabaya.
Tak hanya ditemukan di toko oleh-oleh saja, saat ini spikoe banyak dijual secara online, baik lewat media sosial maupun platform e-commerce. Seperti di toko Dephor'a Tia yang menawarkan spikoe dengan resep jadoel turun temurun yang diwariskan nenek sejak tahun 1954.
"(Usaha ini saya buat karena) ingin mewujudkan mimpinya almarhum nenek, yang berkeinginan cucu-cucunya berbisnis kue ini. Jadi saya mulai usaha tahun 2020 berkolaborasi dengan tante saya," ujar Chyntia Pratiwi selaku owner Dephor'a Tia kepada detikcom, Rabu (25/5/2022).
Di samping spikoe, Chyntia juga menjual deretan produk lainnya, mulai dari seribu lapis isi keju dan sosis, hingga menu barunya yaitu bolencay alias bolen pisang.
Dikatakannya pandemi COVID-19 yang melanda selama 2 tahun lebih sangat berdampak pada keberlangsungan bisnis kulinernya, dan membuat pendapatannya turun. Diakui Chyntia selama pandemi ia hanya mampu menjual 50 buah kue dengan omzet ratusan ribu setiap bulan. Karena itu, ia berupaya mencari cara agar usaha Dephor'a Tia bisa bertahan dan tetap eksis.
"(Saya) mencari jasa kurir yang murah," terangnya.
Di samping itu, ia juga mencoba untuk ikut dalam program 'Kembangkan Bisnis Kulinermu' guna menambah wawasan dalam bidang bisnis kuliner. Diketahui acara tersebut digelar oleh detikcom bersama Kraft Heinz Food Service untuk membantu UMKM agar bisa naik kelas.
"(Acaranya) menarik, perlu diadakan lagi. Semoga ke depan saya bisa mendapatkan partner bisnis," tandasnya.
(akn/ega)Toko Ini Punya Spikoe Klasik, Resep Turun-temurun Sejak 1954 - detikFood
Read More
No comments:
Post a Comment