Yang suka berburu jajanan pasar pasti gak asing dengan kue putu, ya? Di Indonesia, ada beberapa jenis kue putu yang bisa dicoba. Tak hanya berasal dari Jawa, ada juga yang dari Makassar.
Cara buatnya hampir sama yaitu dikukus. Hanya saja ada beberapa bahan di dalamnya yang membedakannya. Meski begitu rasanya sama-sama manis dan legit saat digigit.
Bagi yang belum tahu, ini nih enam kue putu yang ada di Indonesia. Kamu sudah pernah coba yang mana?
1. Putu ayu
Putu ayu atau putri ayu merupakan camilan tradisional khas Jawa Tengah yang berbentuk bunga dengan taburan parutan kelapa putih di atasnya. Nama putu ayu sendiri disematkan pada camilan ini karena bentuknya yang ayu atau cantik.
Sering dijumpai berwarna hijau, putu ayu memiliki rasa legit, gurih, dan manis yang disukai banyak orang. Bahannya dibuat dari tepung, gula, santan yang dikukus.
Putu ayu ini gampang banget dibuatnya sehingga kamu bisa mudah menjumpainya di pasar maupun toko roti.
2. Putu mayang
Berasal dari Betawi, putu mayang adalah camilan manis yang dibuat dari campuran tepung beras dan tapioka. Tak seperti kue putu lainnya, putu mayang disantap bersama kuah gula merah/kinca berwarna cokelat yang disiram di atasnya. Bentuknya unik seperti mi dan berwarna warni.
Untuk rasa gak kalah dari kue putu lainnya, lho. Saat disantap, rasanya manis, gurih dan ada sensai kenyal yang bikin ketagihan. Tak hanya bisa ditemukan di Jawa Barat, putu mayang juga banyak dijual di daerah lain, kok.
3. Putu belanda
Berbeda dari lainnya, putu belanda merupakan jenis kue putu yang dipanggang. Tampilan dan teksturnya pun lebih mirip bolu. Selain itu, di bagian tengah kue ini terdapat vla lumer yang ditambahkan sehingga saat digigit terasa empuk dan manis.
Putu belanda dibuat dari campuran tepung, gula, dan telur. Kemudian dipanggang dengan cetakan khusus/cup paper. Bila dilihat sekilas bentuknya mirip kue muffin, ya?
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
4. Putu cangkir
Selain dari Jawa, putu juga dijumpai di Pulau Sulawesi, lho. Tepatnya ada di Makassar, namanya putu cangkir.
Kue ini dibuat dari campuran tepung beras dan gula merah yang dicetak dengan cangkir. Tak lupa bagian atas kue ini ditekan dengan tutup cangkir yang dibalik. Kemudian baru dikukus sampai matang.
Putu cangkir memiliki dua varian yang berbeda yaitu berwarna putih dan merah karena menggunakan gula pasir dan merah/aren. Selain dua warna tersebut, putu cangkir juga banyak dikreasikan dengan warna lain seperti hijau, ungu, dan pink yang lebih menarik dan cantik.
5. Putu bambu
Putu bambu adalah jenis putu unik yang dibuat dengan cara dikukus menggunakan batang bambu. Tak heran bila bentuknya lonjong, ya. Putu bambu dibuat dari campuran tepung ketan, kelapa, dan gula merah. Kemudian semua bahan tersebut dimasukkan bersamaan dalam batang bambu lalu dikukus hingga matang.
Biasanya penjual putu bambu menggunakan gerobak khusus dan dapat mudah dikenali dari bunyi khasnya. Bunyi ini berasal dari suara bambu yang ada di dalam gerobak. Meski sudah sangat langka, jajanan ini tetap digemari karena rasanya yang gurih, manis, dan nikmat saat disantap.
6. Putu oesse
Selain putu cangkir, di Makassar ada putu pesse juga, lho. Putu pesse adalah camilan khas Suku Bugis di Sulawesi Selatan.
Cara membuat putu pesse cukup unik karena beras ketan akan ditumbuk terlebih dahulu sampai halus kemudian disangrai sampai berwarna kecokelatan. Kemudian barulah dicampurkan gula dan kelapa untuk dikukus bersamaan sampai matang.
Setelah matang, putu pesse disajikan dan dihidangkan sebagai teman minum kopi atau teh. Saat digigit, rasa gurih dan manisnya langsung menyebar ke seluruh mulut, lho. Enak banget.
Meski banyak jenis kue modern saat ini, namun kue putu masih jadi favorit kebanyakan masyarakat Indonesia, lho. Dari semua jenis kue putu di atas, mana nih yang belum kamu coba?
Baca Juga: Cara Membuat Putu Ayu Ubi Ungu, Teman Minum Kopi yang Legit
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
Kue Putu Khas Indonesia - IDN Times
Read More
No comments:
Post a Comment