MENJADI salah satu korban pengurangan tenaga honorer, tak membuat Prima Suyatni putus asa. Keluangan waktu digunakan untuk belajar membuat kue secara otodidak dari YouTube. Kini, Prima bisa meraih omzet hingga jutaan rupiah dari usahanya.
—
Siapa sangka pemilik usaha jajan kotak merek Jajen Prima adalah mantan tenaga honorer di lingkup Pemkab Loteng. Kontraknya yang tak diperpanjang membuat hati Prima Suyatni bersedih dan kecewa. Cita-cita menjadi pegawai kantoran pun kandas.
Mengawali tahun 2012 silam, Prima -panggilan akrabnya- mencoba membuat kue brownies buatan sendiri. Terinspirasi dari sang adik yang kuliah di Kota Bandung, kerap membawakannya buah tangan kue brownies khas kota kembang itu.
“Jadi kenapa tidak saya coba, saat itu sedang booming juga brownies dari sana,” ucapnya yang ditemui koran ini, Jumat (2/6).
Tiga bulan pertama, Prima dengan tekun mempelajari cara membuat kue brownies. Modal bahan-bahan kue sudah tersedia di rumah, karena memang sang ibu terkadang membuat kue juga untuk cemilan.
Setiap kue yang sudah selesai dibuat, Prima promosikan lebih dulu ke adik-adiknya. Dirasakan enak dan pas, selebihnya ditawarkan ke sejumlah teman dekat dan sanak keluarga.
Mendapat sambutan positif membuat Prima menjadi bersemangat. Pesanan brownies buatannya mulai laku di pasaran. Ia pun mendapat orderan dari sejumlah teman bahkan mantan rekan kerja di pemerintahan.
“Ramainya itu saat dua bulan menjelang lebaran, lebih ramah lagi saat H-5 lebaran, bahkan saya sampai rekrut karyawan satu orang,” kenangnya.
Diakui, selama perjalanan usaha kue tentu pernah jatuh bangun. Kue buatannya juga pernah tak laku sama sekali. Sandungan ini menjadi motivasi baginya untuk selalu belajar dan tak pernah menyerah. Jika ada kue yang tak laku, ia lebih memilih sedekahkan ketimbang dibuang.
“Di sini yang kebanyakan dari setiap yang berusaha, ketika tidak laku langsung nyerah,” ucap Prima.
Perempuan yang sekarang memiliki belasan karyawan itu mengaku, meski tak memiliki latar belakang membuat kue, ia merasa terbantu dengan adanya media sosial. Selain itu, Prima juga kerap membaca majalah-majalah yang membahas resep kue atau roti yang sedang tren.
Uniknya, walau tak memiliki keahlian, Prima tak pernah menolak pesanan kue atau roti tertentu dari pelanggan. DiA selalu mengiyakan, soal bisa tidaknya urusan belakangan.
“Iya padahal saya belum atau tidak bisa buat, tapi saya iyakan. Nanti kita belajar ke siapa yang biasa. Kadang ke ibu saya tanya caranya,” ungkap wanita berjilbab ini.
Sebelum memiliki ruko besar seperti sekarang, proses pembuatan kue selalu dikerjakan di rumah mungilnya. Setiap ada keuntungan lebih, ibu tiga anak itu selalu menabungnya. Impiannya ingin ada toko sendiri dengan dapur produksi khusus.
“Kita tabung apa yang menjadi tujuan, kencangkan ikat pinggang agar tidak tergoda dengan yang lain. Dan hasilnya seperti sekarang. Alhamdulillah,” kata wanita kepala empat ini. (*/r5)
Cerita Sukses Prima Suyatni, Mantan Honorer yang Kini Jadi Pengusaha Kue - Lombok Post
Read More
No comments:
Post a Comment